Senin, 09 Maret 2020

Kumpulan puisi





Monocrom


Mereka penuh warna saling bercampur membentuk warna baru
Dan aku disini hanya abu dan biru warna lain aku buta
Kanvasku penuh coretan garis kebimbangan
Aku ingin ada setitik warna jingga
Namun aku tak punya cat selain abu dan biru
Tak ada jalan menanjak atau menurun
Semua datar tak berkelok
Aku tau bisa mengubahnya
Namun aku terlalu takut keluar dari jeratan cangkang yang mengukung langkahku
Aku takut tak bisa melewati penghadang dan malah membuatku jatuh dalam jurang keputus asaan
Dan aku juga tau apa konsekuensinya
Kanvasku tak berwarna
Caraku hanya abu dan biru



Sengaja Membisu

Kali ini hanya abu
Hanya warna pualam itu lagi
Bangunku tak ada arti
Hidupku hanya sampai sini
Hanya bisa ku genggam
Hanya bisa ku pendam
Sampai terlalu lama
Dan di titik ini
Mulai ku rasa sesak
Tak ada tempat lagi
Mereka tak mau menampungnya
Lambat laun aku terbiasa
Aku terbiasa dengan hidupku
Aku sengaja membisu
Biarkan aku menggenggam
Biarkan ku pendam
Hingga aku hilang
Hingga tak ada lagi kata aku


Hanya Rasa

Bukan kagum
Bukan suka
Ataupun cinta
Bukan juga benci
  Lalu desiran dalam diri
  Getaran yang tak bisa kutahan
  Kenapa dengan tubuhku?
  Apakah mungkin rasa itu datang lagi?
Tidak..
Ini hanya rasa
Yang kembali karena waktu
  Kumohon jangan biarkan rasa ini
  Karna ini hanya rasa
  Rasa takut kehilangan
  Lagi, lagi, dan lagi


Ego tak Sejalan Dengan Hati

Dalam lisan berucap pergi
Namun hati mengatakan bertahan
Ketika hati memaksa harus kuat
Namun semuanya sudah hancur
Punggung ini telah lelah
perih ini ingin kubuang jauh
Egoku pun memaksa pergi
Kuatku hanyalah topeng
Tawaku hanya angin
Ketika egoku tak sejalan dengan hati
Kupasakan egoku
Karna aku terlatih tak punya hati

Berbagi Rasa Sakit

Aroma tanah menyeruak
Masuk dalam rongga dada
Tetesan air langit
Mengaliri wajahku
Ku menengadah
Perlahan mata terpejam
Hanya satu dalam pikirku
Hujan sudah menolongnya
Kubagikan rasa sakitku
Melewati aliran air hujan
Bersama hujan
Kita saling berbagi

Jalan tak Berujung 

Langkahku mulai lelah
Telah kutapaki  jalan ini
Tak ada pelita
Hanya perih menemaniku
Dinginnya menusuk tulang
Sendiriku rasa hampa
Kegelapan menyelimutiku
Terlampau jauh aku berjalan
Terlampau tinggi aku berharap
Terlampau lama aku kesepian
Kurasakan seperti
Jalan tak berujung